Selasa, 25 November 2025

Pengalamanku yang Mengasikan Mengajar di Kelas X

Pengalamanku yang Mengasikan Mengajar di Kelas X

Ahmad Ferdian

 


Sebagai calon guru, mengajar merupakan suatu hal penting yang perlu dikuasai guru saat kegiatan berlangsung. Mengajar bukan sekadar proses mentransfer ilmu saja melainkan juga menuntut guru untuk menguasai berbagai teknik pembelajaran. Hal ini diperlukan agar guru mampu menyesuaikan strategi mengajar sesuai dengan beragam tipe belajar dan potensi siswa yang berbeda (Asrivi, dkk. 2024).

Salah satu pengalaman yang sangat berkesan bagi saya adalah saat mengajar kelas X di SMAS Muhammadiyah 2 Singaraja sebagai mahasiswa asistensi mengajar. Setiap pertemuan memberikan saya kesempatan untuk belajar hal-hal baru, baik mengenai dunia pendidikan maupun tentang cara berinteraksi dengan peserta didik secara efektif. Pengalaman tersebut semakin menguatkan motivasi saya untuk mengajar dan mendorong saya untuk memberikan pembelajaran yang bermakna bagi siswa.

Pada awal pertemuan, memang saya merasa gugup saat harus berdiri di depan kelas untuk pertama kalinya. Meskipun sudah menyiapkan materi dengan baik, tetapi tetap saja ada rasa canggung ketika berhadapan langsung dengan siswa-siswa yang memiliki karakter dan latar belakang berbeda. Namun, setelah beberapa minggu saya mulai menyesuaikan diri dan berusaha membangun komunikasi yang positif. Saya menyadari bahwa kunci utama dalam mengajar bukan hanya penguasaan materi tetapi juga kemampuan menjalin kedekatan dengan siswa agar mereka merasa nyaman dalam proses pembelajaran.

Materi yang saya ajarkan pada saat itu adalah penelitian sosial dalam mata pelajaran Sosiologi. Saya menggunakan berbagai metode dalam pembelajaran seperti diskusi kelas, pemberian contoh-contoh kasus yang relevan dengan kehidupan sehari-hari, kuis, serta lembar kerja individu maupun kelompok. Aktivitas ini ternyata membuat suasana belajar menjadi lebih hidup dan menyenangkan. Melalui proses pembelajaran tersebut, saya belajar bahwa siswa akan lebih mudah memahami materi jika guru mampu mengaitkan pelajaran dengan konteks kehidupan mereka. Ketika membahas penelitian sosial, saya mencoba memberikan contoh yang dekat dengan lingkungan sekitar siswa, seperti penelitian tentang perilaku remaja di media sosial atau interaksi sosial di sekolah. Hal ini membuat siswa menjadi lebih antusias dan aktif dalam berdiskusi karena mereka merasa topik yang dibahas relevan dengan pengalaman mereka sendiri.

Untuk pembelajaran lebih lanjut, saya bersama rekan asistensi mengajar dari Program Studi Pendidikan Sosiologi juga membentuk kelompok belajar yang dibimbing secara intensif dalam penyusunan proyek makalah penelitian. Dalam proses bimbingan tersebut, kami berperan aktif membantu siswa mulai dari menentukan topik penelitian, merumuskan masalah, hingga mengumpulkan data dan menyusun makalah. Setiap siswa menunjukkan antusiasme yang tinggi, terutama ketika mereka meneliti hal-hal yang dekat dengan kehidupan mereka sendiri. Saya senang melihat bagaimana rasa ingin tahu siswa berkembang ketika mereka menemukan fakta-fakta baru dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan.

Selain itu, saya juga belajar tentang pentingnya manajemen kelas. Manajemen ini berperan dalam menciptakan suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan. Saya mulai memahami bahwa setiap siswa memiliki cara berbeda dalam merespons pembelajaran. Ada siswa yang aktif bertanya, dan ada pula yang lebih memilih mendengarkan namun tetap mampu memahami materi dengan baik.

Ketika menghadapi beberapa siswa yang kurang fokus, saya mencoba menerapkan pendekatan yang lebih humanis, seperti menegur dengan halus, memberikan motivasi, dan mengajak mereka terlibat dalam aktivitas kelompok. Pendekatan tersebut terbukti lebih efektif dibandingkan memberikan teguran keras. Dari pengalaman itu, saya menyadari bahwa sebagai seorang guru, kemampuan memahami kondisi emosional dan kebutuhan siswa merupakan bagian penting dalam keberhasilan proses pembelajaran.

Dengan demikian, pengalaman mengajar di kelas X SMAS Muhammadiyah 2 Singaraja telah memberikan saya bekal yang sangat berharga dalam perjalanan menjadi calon guru profesional. Saya belajar bahwa proses belajar-mengajar adalah aktivitas yang dinamis, di mana guru dan siswa saling berinteraksi dan berkembang bersama. Pengalaman ini tidak hanya memperkuat kemampuan pedagogik saya sebagai Asistenssi Mengajar, tetapi juga menumbuhkan rasa percaya diri serta semangat untuk terus belajar dan berinovasi dalam dunia pendidikan.

Penulis: Kadek Widiantini

Mahasiswa Asistensi Mengajar Universitas Pendidikan Ganesha

Refrensi:

Asrivi, Q. E. S., Ulum, M. M., Umami, A. R., & Riani, H. S. (2024). Urgensi Microteaching Terhadap Keterampilan Menjelaskan dalam Meningkatkan Kompetensi Profesional Calon Guru MI/SD. Al-Madrasah: Jurnal Ilmiah Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah8(3), 947-960.

 


Dari kelas ke Lapangan – Kisah Mahasiswa Asistensi Mengajar di SMAS Muhammadiyah 2 Singaraja

Dari kelas ke Lapangan – Kisah Mahasiswa Asistensi Mengajar di SMAS Muhammadiyah 2 Singaraja

Ahmad Ferdian

 

(Dokumentasi pribadi: dari kelas ke lapangan)

Perjalanan ini bermula dari bangku kuliah, tepatnya dari mata kuliah MicroTeaching yang menjadi batu pijakan sebelum saya benar – benar terjun ke dunia sekolah. Dari mata kuliah MicroTeaching mengajarkan lebih dari sekadar teknik berdiri di depan kelas, di sanalah saya belajar menyusun skenario pembelajaran, mengelola ritme belajar siswa, dan merancang evaluasi dan lain sebagainya. MicroTeaching adalah pelatihan awal yangmembekali mahasiswa dengankompetensi dan keterampilan dasarmengajar melalui simulasi dalam skala kecil (Ananda, 2025). Pengalaman praktis yang diperoleh dari MicroTeaching diharapkan dapat menjembatani kesenjangan antara teori dan praktik, sehingga mahasiswa lebih percaya diri dan terampil saat terjun langsung ke lapangan melalui program PLP (Ananda, 2025). pdiengalaman itu membuat saya percaya diri namun kenyataan di lapangan kemudian mengajarkan bahwa percaya diri saja belum cukup.

Babak Baru di Kelas XI


(Pembelajaran di kelas XI)

        Masuk ke kelas XI SMAS Muhammadiyah 2 Singaraja adalah babak baru. Di kelas, teori harus diubah menjadi bahasa yang mudah dipahami siswa. Kelas XI menurut saya kelas yang aktif dan drama – drama kecil yang mereka buat membuat saya lebih tertantang dan menjadi lebih antusias mengajar mereka. Ketika membahas konsep permasalahan sosial akibat pengelompokan sosial, saya memulai dengan pertanyaan  “Masalah artis dimedia sosial, apakah masuk kedalam permasalahan sosial”. Dari pertanyaan ini diskusi dimulai siswa langsung menjawab ada yang menyatakan “iya” ada yang “tidak”. Disinilah letak kita untuk menanyakan alasan merepa menjawab “iya” dan “tidak”. Setelah siswa menjelaskan alasannya saya memberikan penjelasan ulang mengenai jawabannya. Praktik mengajar sehari-hari mengajarkan saya perlunya fleksibilitas dan pentingnya memberi ruang bagi suara siswa. Suatu kali saat saya mempersiapkan permainan edukatif untuk menjelaskan konsep permasalah sosial dan konflik sosial, membuat modul pembelajaran dan juga s    oal ujian bersama tim teaching kelas XI Sosiologi. 

Pendampingan Akademik

(Pendampingan Penelitian Sosial)

     Selain mengajar, saya juga membimbing beberapa proyek akademik siswa kelas X termasuk pendampingan penulisan makalah penelitian sosial. Saya mengajarkan cara menyusun rumusan masalah, mencari penelitian terdahulu di google scholar, memilih metode pengumpulan data yang sederhana tapi valid (misalnya, observasi dan wawancara singkat), hingga tutorial membuat dokumen Word melalui ponsel bagi mereka yang belum familiar. Saya masih ingat momen saat dua kelompok berhasil menyelesaikan bab 1 mereka tidak lupa mengucapkan “terima kasih, Bu” dari salah satu dari mereka terasa sangat menghangatkan bukan karena saya membantu membuat tugas, tetapi karena saya membantu mereka merasakan proses penelitian itu sendiri. 

Tantangan dan Pembelajaran di Lapangan

Mengajar di lapangan ternyata sangat berbeda dengan simulasi MicroTeaching. Di ruangan simulasi, suasana masih dapat dikendalikan dan skenarionya terprediksi. Namun, ketika berada di depan siswa yang sebenarnya, segala sesuatu menjadi jauh lebih dinamis.

Pengalaman pertama mengajar Sosiologi di kelas XI menjadi babak yang sangat berharga. Saya belajar bagaimana membuat materi pembelajaran lebih dekat dengan kehidupan mereka, bagaimana mengatur kelas yang penuh energi, serta bagaimana menyesuaikan strategi mengajar sesuai kebutuhan peserta didik, seperti halnya kelas XI yang lebih aktif jika dalam pembelajaran terdapat games edukatif.

Selain kegiatan mengajar dan PMR, saya juga terlibat dalam persiapan Olimpiade Sosiologi, bimbingan TKA Sosiologi untuk kelas XII, pelatihan public speaking, hingga proyek pembuatan video konflik sosial untuk kelas XI. Setiap kegiatan menuntut gaya bimbingan yang berbeda dan memperluas cara saya memahami peran pendidik tidak hanya sebagai pengajar, tetapi juga sebagai mentor, fasilitator, dan pendamping proses tumbuhnya siswa.

Penutup

Walaupun belum menjadi guru sepenuhnya, namun pengalaman ini menjadi ukiran yang menghangatkan hati saya karena setiap senyum, tanya, dan cerita siswa meninggalkan jejak pembelajaran yang tak bisa dibeli dari bangku kuliah.

Menutup kesan pesan ini, saya kembali teringat bahwa perjalanan dari Micro Teaching hingga asistensi mengajar bukanlah garis lurus menuju kesempurnaan. Ia adalah proses berulang yang menuntut kesabaran dan keinginan untuk terus belajar dari buku, guru, dosen, rekan – rekan Asistensi Mengajar dan terutama dari siswa sendiri. Pengalaman di SMAS Muhammadiyah 2 Singaraja menguatkan keyakinan saya bahwa menjadi guru berarti menjadi pembelajar seumur hidup. Seperti ungkapan yang mengebutkan bahwa belajar dan pembelajaran merupakan “lifelong education” yang berarti pendidikan seumur hidup hal ini berlaku pula untuk seorang guru dan dosen sebagai agen perubahan dalam dunia pendidikan. (Apriliyanti,2025) Dan itulah makna paling berharga yang saya bawa pulang bukan hanya soal mengajar, melainkan tumbuh bersama mereka dari kelas ke lapangan.

Penulis: Wika Yosepha

Mahasiswa Asistensi Mengajar Universitas Pendidikan Ganesha

Daftar Pustaka

Ananda, A. D. T., & Sari, F. A. (2025). Pengaruh Efikasi diri dan Mata Kuliah Micro teaching terhadap Persiapan mengikuti Program Pengenalan lapangan Persekolahan (PLP) pada Mahasiswa PIPS FKIP Universitas Riau. Pendas: Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar10(03), 735-744.

Apriliyanti, I, D. L. (2025). Guru dan Dosen sebagai Agen. Pendidikan berdaya untuk Indonesia Emas 2045 (Paragon projek 3), 125.


Senin, 24 November 2025

Jemari Jiwa Menari: Jejak Bakat Seni melalui Ekstrakurikuler Tari di SMAS Muhammadiyah 2 Singaraja

Jemari Jiwa Menari: Jejak Bakat Seni melalui Ekstrakurikuler Tari di SMAS Muhammadiyah 2 Singaraja

Sorot Jendela

 

                                                       
             

Tari bukan hanya sekadar gerakan, tetapi seni panggilan jiwa. Dalam setiap gerakannya selalu tersimpan makna yang disampaikan secara tersirat. Salah satu ruang istimewa bagi seseorang untuk mengekspresikan diri melalui seni tari adalah lingkungan Sekolah. Lingkungan Sekolah hendaknya tidak hanya menjadi ruang untuk memperoleh materi pembelajaran dan menyelesaikan berbagai tugas, tetapi lebih dari pada itu Sekolah menjadi panggung istimewa untuk menemukan dan mengasah bakat tersembunyi, salah satunya melalui gerak seni tari. Di SMAS Muhammadiyah 2 Singaraja, kegiatan ekstrakurikuler tari bukan hanya sekadar kegiatan tambahan sepulang sekolah, melainkan menjadi wadah yang dapat menunjukkan ekspresi melalui gerakan tubuh yang sarat makna. Ekstrakurikuler seni tari SMAS Muhammadiyah 2 Singaraja dikenal dengan sebutan “tari nusantara ranub meuh” yang memiliki simbol penghormatan kepada tamu.

Setiap jemari dan tubuh yang bergerak mengandung makna dan perasaan yang mendalam dalam setiap keselarasan gerak dan irama yang terdengar. Melalui gerakan tari peserta didik diajarkan untuk berani berekspresi. Setiap peserta didik yang mengikuti ekstrakurikuler seni tari tidak hanya menari untuk bersenang- senang, tetapi juga untuk menjaga warisan budaya melalui mempelajari berbagai gerak tari yang bernuansa tradisional hingga modern. Ekstrakurikuler seni tari berhasil menciptakan sebuah jejak nyata melalui pementasan dan penampilan di acara-acara Sekolah, seperti acara Bulan Bahasa, Milad Muhammadiyah, dan acara lainnya yang di dalam Sekolah hingga di luar Sekolah.



Peran utama ekstrakurikuler tari di SMAS Muhammadiyah 2 Singaraja yakni sebagai jejak yang mampu menumbuhkan bakat seni setiap peserta didik. Ekstrakurikuler tari dilatih oleh Ibu Nazila Al Khatib yang memiliki berbagai pengalaman dalam menari. Adapun proses mengasah potensi diri dalam menari dilakukan melalui beberapa tahap yakni pada tahap awal peserta ekstra diberikan materi gerak dasar tari terlebih dahulu, misalnya ketika ingin praktik menari saman, peserta didik perlu menguasai gerakan dasar yakni gerakan tari bungong jeumpa. Ekstrakurikuler seni tari tidak hanya berfokus pada tari saman saja, tetapi berbagai tari nusantara yang beragam. Peserta didik yang mengikuti ekstrakurikuler tari sudah berhasil menampilkan pementasan berupa penampilan tari saman dalam acara Milad Muhammadiyah di Gedung Kesenian, penampilan tari Melayu dalam acara Bulan Bahasa di Sekolah, dan penampilan tari saman dalam acara pernikahan. Pengalaman pementasan tersebut menunjukkan bahwa ekstrakurikuler seni tari SMAS Muhammadiyah 2 Singaraja sudah berhasil menunjukkan hasil pelatihan seni tari yang terlihat dari berbagai pengalaman pentas tari secara internal maupun eksternal dari lingkup Sekolah.

Adapun manfaat kehadiran ekstrakurikuler seni tari tidak hanya terbatas pada kemampuan menari saja, tetapi kehadirannya dapat meningkatkan rasa semangat, sikap percaya diri, dan rasa cinta peserta didik dengan kebudayaan lokal. Ekstrakurikuler seni tari ternyata juga membuat peserta didik saling mengenal satu sama lain dan berbaur menjalin tali silaturahmi meskipun pada awlanya mereka tidak saling mengenal. Peserta ekstra menganggap bahwa Menari menjadi hal yang menyenangkan, serta Ibu Nazila sebagai pelatih juga dapat mengalirkan minat dan bakatnya dalam menari melalui ekstrakurikuler tari yang sudah terbentuk di SMAS Muhammadiyah 2 Singaraja.

Penulis: Ni Wayan Karunia Wedani (Mahasiswa Universitas Pendidikan Ganesha)


Jumat, 21 November 2025

INFORMASI SUMATIF AKHIR SEMESTER GANJIL TA 2025-2026

INFORMASI SUMATIF AKHIR SEMESTER GANJIL TA 2025-2026

Ahmad Ferdian

 



ٱلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ ٱللَّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ

Berikut informasi pelaksanaan kegiatan Sumatif Akhir Semester (SAS) Genap ajaran 2024-2025 yang terdiri dari, Jadwal Mapel, Jadwal Pengawas, Ruang Denah Ujian. Kegiatan SAS dilaksanakan selama 5 hari (24-28 November 2025)

Jadwal dan Pengawas SAS

Denah Ruangan 

Demikian Informasi ini disampaikan, selamat belajar, semoga Sukses

TTD

Panitia SAS 25-26

Senin, 03 November 2025

Laporan Penggunaan Hibah Dana BOSP Reguler

Laporan Penggunaan Hibah Dana BOSP Reguler

Sorot Jendela

 

Pada Semester 1 Tahun 2025, SMAS Muhammadiyah 2 Buleleng menerima hibah Dana BOS Reguler sebesar Rp115.200.000,00. Dana tersebut dimanfaatkan untuk menunjang kegiatan operasional dan pengembangan sekolah sesuai dengan ketentuan Juknis BOS yang berlaku.

Dari total anggaran, realisasi penggunaan dana hingga akhir semester mencapai Rp57.601.199,00, sedangkan sisa dana sebesar Rp57.598.801,00 masih tersedia untuk kegiatan pada semester berikutnya.

Secara rinci, dana tersebut digunakan untuk:

  1. Belanja Operasional Sekolah sebesar Rp42.080.830,00, yang mencakup kebutuhan bahan dan alat pembelajaran, ATK, kegiatan ekstrakurikuler, serta pemeliharaan fasilitas sekolah.

  2. Belanja Modal Aset Tetap Lainnya sebesar Rp0,00, dengan sisa anggaran Rp3.415.000,00 yang direncanakan untuk realisasi pada periode selanjutnya.

  3. Belanja Modal Peralatan dan Mesin sebesar Rp5.975.000,00, digunakan untuk pengadaan peralatan pendukung kegiatan belajar mengajar.

Penggunaan dana dilakukan secara transparan, efisien, dan akuntabel berdasarkan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) yang telah disetujui. Laporan realisasi ini disusun sesuai dengan peraturan perundang-undangan serta dilengkapi dokumen pendukung yang sah.

Secara keseluruhan, pengelolaan hibah dana BOS Reguler Semester 1 Tahun 2025 telah berjalan dengan baik dan memberikan dampak positif terhadap keberlangsungan kegiatan belajar mengajar, peningkatan mutu layanan pendidikan, serta penguatan manajemen sekolah.

Sabtu, 01 November 2025

Bulan Bahasa 2025: Bijak Berbahasa Cerdas Berkarya

Bulan Bahasa 2025: Bijak Berbahasa Cerdas Berkarya

Sorot Jendela

Oktober, diperingati sebagai Bulan Bahasa Indonesia. Momen ini menjadi pengingat peristiwa Sumpah Pemuda, tepatnya pada 28 Oktober 1928 Bahasa Indonesia ditetapkan sebagai bahasa resmi yang digunakan untuk bermasyarakat. SMA Muhammadiyah 2 Singaraja menjadi salah satu sekolah yang rutin mengadakan kegiatan memperingati Bulan Bahasa. 

Pelaksanaan Bulan Bahasa berjalan selama dua hari pada tanggal 30 dan 31 Oktober 2025. Acara Bulan Bahasa diisi dengan lomba-lomba dan persembahan dari kolaborasi siswa-siswi SMA Muhammadiyah 2 Singaraja dan mahasiswa Asistensi Mengajar Univeritas Pendidikan Ganesha(Undiksha). 

Beragam lomba yang diadakan dalam kegiatan Bulan Bahasa antara lain membuat majalah dinding, membaca puisi, mendongeng, dan lomba cerdas cermat. Masing-masing kelas wajib mengirimkan perwakilan untuk berpartisipasi.

Selain perlombaan, acara juga dimeriahkan dengan pertunjukan tari melayu "Selayang Pandang" Oleh siswi ekstrakulikuler Tari Nusantara, dan Sosiodrama dengan judul "Peristiwa Penurunan Bendera Belanda di Pelabuhan Tua Buleleng" yang merupakan hasil kolaborasi siswa-siswi SMA Muhammadiyah 2 Singaraja dan Mahasiswa Asistensi Mengajar.

Dengan mengangkat tema "Bijak Berbahasa Cerdas Berkarya", kegiatan ini bertujuan menumbuhkan kecintaan siswa terhadap bahasa dan sastra Indonesia, sekaligus melatih kreativitas serta kerja sama antarwarga sekolah. Melalui Bulan Bahasa, pihak sekolah ingin menanamkan kebanggaan berbahasa Indonesia.

Acara berlangsung meriah dan penuh semangat. Siswa-siswi tampak antusias mengikuti setiap kegiatan yang telah disiapkan panitia. Diharapkan kegiatan Bulan Bahasa ini dapat menjadi agenda tahunan yang semakin mempererat hubungan antara siswa dan mahasiswa serta menumbuhkan semangat berbahasa Indonesia yang baik dan benar di kalangan generasi muda.

Rabu, 22 Oktober 2025

SAPA (Sarapan Pagi Soal Sosiologi): Cara Nikmat Memahami Fenomena Sosial

SAPA (Sarapan Pagi Soal Sosiologi): Cara Nikmat Memahami Fenomena Sosial

Ahmad Ferdian

Pendahuluan

            Pernahkah kalian bertanya-tanya mengapa terjadi kemacetan parah ketika musim mudik?, atau mengapa di era digital saat ini masih banyak berita yang belum pasti kebenarannya atau disebut berita HOAX yang berdampak pada kepercayaan masyarakat?. Fenomena-fenomna musiman yang terjadi setiap hari ini merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan bermasyarakat. Fenomena seperti tadi disebut sebagai fenomena sosial. Fenomena sosial disebut sebagai perubahan nilai dan norma dalam masyarakat yang terjadi secara terus-menerus (Aisy dkk., 2025), sehingga hadirnya fenomena sosial ini dapat memengaruhi dan juga dipengaruhi oleh kondisi kehidupan sosial masyarakat.

            Memahami fenomena sosial yang terjadi dalam masyarakat sering kali menjadi sesuatu yang rumit, padahal dalam proses memahami fenomena sosial kita perlu melihat lebih dalam keadaan yang terjadi sebenernya dan dianalisis dengan berbagai sudut pandang yang berbeda. Salah satu ilmu pengetahuan yang akrab membahas tentang fenomena sosial dan berkaitan dengan melihat kenyataan sosial di lapangan secara sistematis adalah ilmu Sosiologi. Fenomena sosial akan dirancang secara sederhana melalui media pembelajaran SAPA (Sarapan Pagi Soal Fenomena Sosial), media ini akan menunjukkan cara nikmat dan menyenangkan untuk memahami fenomena sosial yang kompleks dan mengubah kebingungan menjadi pengetahuan.

Pembahasan

            Fenomena sosial merupakan suatu kejadian yang muncul karena adanya hubungan antarmanusia dan perubahan yang terjadi dalam lingkungan masyarakat. Contoh fenomena sosial yang didapatkan di lingkungan sekolah, masyarakat, maupun media sosial diantaranya yaitu fenomena meningkatnya aksi perundungan (bullying) di sekolah, fenomena pernikahan dua kebudayaan yang berbeda di Indonesia, fenomena kemacetan di jalan raya yang menyebabkan konflik, dan fenomena trend tiktok di media sosial. Terdapat banyak hal yang saling berkaitan dengan fenomena yang terjadi tersebut, setiap kerjadian atau fenomena tidak akan berdiri sendiri, pasti selalu ada keterkaitannya dengan perubahan dan perkembangan yang terjadi.

            Cara paling nikmat untuk memahami fenomena sosial adalah dengan melatih diri untuk mulai berpikir secara luas. Bagaikan ketika kita sedang sarapan dipagi hari, kita tidak hanya menelan makanan, tetapi juga akan mencerna makanan yang kita makan diibaratkan seperti isinya. Media SAPA diterapkan dengan memberikan fenomena sosial sebagai soal yang kemudian dianalisis untuk menentukan nama fenomena tersebut, dampak fenomena, dan solusi fenomena dalam bentuk menjodohkan soal dengan jawaban yang sudah disiapkan. Ada beberapa tips yang dapat diterapkan ketika ingin memahami fenomena sosial secara menyeluruh melalui cara pandang SAPA: teknik ketahui 3 MBA yakni:

1.   Mengapa fenomena tersebut terjadi?, sertakan alasan yang mendukung.

2.   Bagaimana kondisi lingkungan disekitarnya?, apa penyebab dari fenomena tersebut.

3.  Apa yang salah dengan lingkungan atau sistemnya secara keseluruhan?, ungkapkan permasalahan yang terjadi sesuai kenyataan kondisi yang ada.

            Kebiasaan SAPA atau Sarapan Pagi sebagai media pembelajaran, dengan pemikiran yang peka terhadap fenomena sosial, akan menjadikan wawasan kita menjadi lebih luas. Media pembelajaran yang interaktif memerlukan proses yang sistematis dan terencana dengan baik untuk mencapai tujuan pembelajaran yang efektif, sehingga media yang dirancang hendaknya memiliki tujuan yang lebih spesifik ( Mahendra dkk., 2025). Penerapan media SAPA dalam pembelajaran Sosiologi untuk memahami secara sederhana tentang berbagai fenomena sosial di masyarakat dapat dipahami dengan 3 kunci memahami dengan nikmat yaitu: (1) Menghubungkan diri dengan lingkungan luas, dalam konsep ini jangan hanya melihat masalah sebagai sesuatu yang harus dihindari, tetapi hubungkan juga dengan pengalaman pribadi yang sesuai dengan kejadian di lapangan. Dalam hal ini diperlukan kepekaan sosial untuk mampu merasakan, memahami, dan merespons kondisi di sekitar secara objektif (Wahyu dkk., 2025). Selanjutnya (2) Memahami penyebab fenomena bukan langsung menghakimi, dalam konsep ini pandangan terhadap suatu fenomena tidak berdasarkan baik atau buruknya suatu fenomena, tetapi kenyataan yang terjadi sebenarnya dalam fenomena tersebut, dan (3) Mengubah pengetahuan menjadi tindakan nyata, dalam hal ini setelah media SAPA diterapkan peserta didik diharapkan dapat menganalisis solusi untuk menghadapi berbagai fenomena sosial yang mengarah pada kondisi yang negatif.

Penutup

            Melalui pemahaman fenomena sosial dengan membiasakan menganalisis dengan media Sarapan Pagi akan melatih pemikiran peserta didik untuk selalu bertanya “mengapa dan bagaimana” terhadap segala sesuatu yang dilihat dan didengar. Dengan hadirnya media ini yang diterapakan sebelum memulai pembelajaran tepatnya dipagi hari, akan mengubah pola pikir mereka tentang cara menghadapi fenomena sosial yang terjadi tanpa bergosip dengan menggunakan istilah “katanya ataupun kayaknya”. Media ini membantu membuka menanggapi berbagai fenomena dengan lebih sadar dan peka terhadap lingkungan di sekitar mereka.

Kesimpulan

            Fenomena sosial sebenarnya memerlukan cara pandang yang membutuhkan kesadaran secara menyeluruh, fenomena sosial menjadi kondisi utama dalam mengenal bagaimana keadaan lingkungan sekitar kita. Oleh karena itu penyusunan media SAPA dalam proses pembelajaran Sosiologi dapat menjadi cara nikmat dan menyenangkan untuk memahami berbagai fenomena sosial yang kompleks berupa kejadian di masyarakat tanpa perlu merasa kebingungan untuk menghadapinya. Media SAPA Mengajak peserta didik untuk berkontribusi secara positif dalam menghadapi kondisi sosial yang terjadi di lingkungan sekitar mereka.

Penulis: Ni Wayan Karunia Wedani

Mahasiiswa Asistensi Mengajar Universitas Pendidikan Ganesha

Daftar Pustaka

Aisy, M. R., Fadia, M. F., Salsabila, M., & Putra, P. (2025). Perubahan Nilai dan Norma Pada Masyarakat: Studi Sosial di Era Globalisasi. Jurnal Cakrawala Akademika1(6), 2219-2202.

Mahendra, I. G. B., Rapar, J. J., & Kilis, B. M. (2025). MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ICT: INOVASI, IMPLEMENTASI, DAN TANTANGAN DALAM PENDIDIKAN MODERN. Penerbit Tahta Media.

Wahyu Nugroho, E., Harmi, H., & Apriani, E. (2025). Pengembangan Kecerdasan Interpersonal Mahasiswa Prodi PAI dalam Mata Kuliah Psikologi Pendidikan di IAIN Curup (Doctoral dissertation, Institut Agama Islam Negeri Curup).

Minggu, 19 Oktober 2025

Rumah

Rumah

Sorot Jendela

Apa itu rumah?.

Mungkin sebagian orang akan menjawab tempat mereka tinggal

Tempat yang berupa bangunan atau semacamnya 

Tapi untukku rumah adalah

Saat dimana aku bisa meluapkan semua perasaan 

Saat dimana ceritaku didengar




Bagiku rumah tidak harus selalu soal bangunan 

Namun rumah itu dapat berbentuk apapun

Baik itu dalam wujud manusia atau yang lainnya 


Rumah.....

Kapan terakhir kali aku merasakan sensasi pulang ke rumah

Rumah dimana aku bisa bahagia

Di mana aku tidak pernah merasa kesepian

Kurasa aku tidak akan pernah merasakan rumah yang ku impikan itu

Belajar Public Speaking, Kalau Bukan Sekarang Kapan Lagi?

Belajar Public Speaking, Kalau Bukan Sekarang Kapan Lagi?

Ahmad Ferdian

Public speaking adalah sebuah seni berbicara di depan umum untuk menyampaikan ide dan opini di hadapan banyak orang. Kemampuan ini penting dikuasai untuk menyampaikan ide secara sistematis dan terstruktur, menyampaikan dan mempertahankan pendapat, melaksanakan diskusi dengan baik, menambah kepercayaan diri, melaksanakan presentasi, menambah kewibawaan, dan sebagai sarana pengembangan diri. Keterampilan ini perlu dikuasai karena tidak sedikit orang merasa gugup dan gemetar saat berbicara di depan umum (Rahmayanti et al., 2024).

Keterampilan berbicara di depan umum perlu dikuasai sejak dini, khususnya saat mulai menginjak usia remaja. Pada masa inilah seseorang mengalami pembentukan identitas diri dan mengaktualisasikan dirinya. Keterampilan ini perlu dikuasai agar anak memiliki bekal sebagai pemimpin di masa depan. Public speaking sebagai bekal awal anak agar mampu menyampaikan ide dengan baik, memiliki rasa percaya diri, serta mampu mempengaruhi orang lain (Mashudi et al., 2021).

SMAS Muhammadiyah 2 Singaraja sebagai tempat menuntut ilmu juga peka terhadap kebutuhan siswa akan keterampilan tersebut. Di sekolah ini, siswa diberikan kebebasan dan kesempatan untuk menyampaikan pendapat, diskusi, serta presentasi di depan kelas. Hadirnya Mahasiswa Asistensi Mengajar dari Universitas Pendidikan Ganesha yang memiliki pengalaman dalam public speaking di kampus berkesempatan untuk berbagi pengalaman kepada siswa. SMAS Muhammadiyah 2 Singaraja juga memberikan ruang seluas-luasnya kepada mahasiswa untuk melaksanakan pelatihan public speaking tersebut. Kalau bukan sekarang, kapan lagi?

Antusias siswa yang tinggi-pun sangat terlihat dari jumlah pendaftar yang ingin mengikuti pelatihan tersebut. Lebih dari 50% siswa dari Kelas X-XII memiliki ketertarikan untuk meningkatkan skill public speaking mereka, bukan hanya perempuan tetapi laki-laki juga. Apa saja kegiatan yang dilaksanakan dalam pelatihan ini?

1.       Cara mengatasi rasa gugup saat berbicara di depan umum.

Salah satu kendala yang dihadapi siswa saat berbicara di depan umum adalah rasa gugup. Perasaan ini sering kali membuat suara berubah menjadi gemetar sehingga tidak maksimal dalam menyampaikan informasi. Beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengatasi rasa gugup seperti melatih kestabilan pernapasan (tarik dan buang napas), menguasai materi atau topik yang sedang dibahas, dan latihan rutin.

2.       Cara mengatur gerakan tubuh

Gerakan tubuh yang baik akan mendukung seseorang menyampaikan informasi lebih baik. Saat berbicara di depan umum, kita harus menunjukkan gerakan tubuh yang tegak, menggunakan gerakan tangan untuk mendukung penyampaian informasi, dan melakukan kontak mata dengan audiens.

3.       Cara mengatur suara

Selain penampilan, suara menjadi salah satu aspek penting dalam berbicara di depan umum. Dalam menyampaikan informasi, kita harus berbicara dengan tegas, menggunakan intonasi (memberi nada pada suara), dan beri jeda per kalimat agar informasi yang disampaikan mudah dipahami.

 

4.       Praktek

Setelah mendapatkan pemahaman terkait seni berbicara di depan umum, mahasiswa akan mengajak siswa mempraktikkannya satu per satu di depan kelas. Setiap siswa akan mendapatkan giliran ke depan agar mereka terbiasa berbicara di hadapan orang lain.

Dengan antusias siswa yang tinggi, pelatihan ini diharapkan memberikan dampak yang positif dan mencetak siswa-siswa yang berani berbicara di depan umum. Setelah menguasai skill public speaking, siswa diharapkan memiliki keberanian untuk tampil dan mengemukakan pendapat dengan cara yang lebih baik dan sistematis.

Penulis: Sri Lusiana Br. Lumban Tobing

Mahasiswa Pendidikan Sosiologi Universitas Pendidikan Ganesha

Daftar Pustaka:

Mashudi, T., Kurniawan, R., Hesti, R. M., & Purwandari, E. (2021). Membangun Kepercayaan Diri Remaja Melalui Pelatihan Public Speaking Guna Menghadapi Era Industri 4.0. Abdi Psikomi, 1(2), 79–88.

Rahmayanti, S., Asbari, M., & Fajrin, S. F. (2024). Pentingnya Public Speaking guna Meningkatkan Kompetensi Komunikasi Mahasiswa. Journal of Information Systems and Management (JISMA), 3(3), 11–14.

Rabu, 15 Oktober 2025

Dari Novel ke Film: Mengapa Membaca Lebih Seru?

Dari Novel ke Film: Mengapa Membaca Lebih Seru?

Sorot Jendela

 

Pernahkah kamu nonton film adaptasi novel favoritmu dan berujung kecewa karena ternyata filmnya tidak sebagus novelnya? Rasanya seperti ada yang kurang, entah dari adegan atau aktor yang tidak sesuai dengan imajinasi kita. Itu karena membaca memberi ruang pada imajinasi kita, yang tidak bisa diberikan sepenuhnya oleh film.

Adaptasi novel ke dalam film kian marak. Tidak sedikit film-film yang berangkat dari novel mendapat kritik. Pembaca merasa kurang puas pada hasil novel yang difilmkan. Rata-rata film berdurasi 90–120 menit, sementara novel bisa memiliki ratusan halaman dan alur cerita yang sangat panjangTerkadang produser dan penulis skenario harus menyederhanakan atau bahkan memotong plot, detail, dan karakter minor yang dianggap kurang penting.

Selain itu, dalam novel, pikiran, monolog batin, dan deskripsi detail dapat digambarkan melalui narasi, sesuatu yang sulit dilakukan dalam film. Oleh karena itu, penulis skenario harus mengubah alur untuk menampilkan cerita secara visual, misalnya dengan menambahkan adegan aksi atau dialog tertentu untuk mempercepat alur. Seperti dalam film 5 Cm meskipun tergolong film yang cukup populer, banyak subplot dan nuansa cerita dalam novel tidak dapat dimasukkan ke dalam film, sehingga membuat alurnya lebih singkat.

Membaca novel memberi kita kekuasaan untuk berimajinasi, membayangkan tokoh, suasana, dan emosi yang dirasakan. Berbeda dengan film yang sudah diatur oleh sutradara sepenuhnya. Inilah sebabnya membaca memberi kesan lebih mendalam daripada menonton film.

Seperti pada novel Assalamualaikum Calon Imam. Saat membaca, novel ini terasa manis dan penuh haru dan emosi. Namun, saat difilmkan ceritanya terkesan lebih sederhana dan banyak menonjolkan adegan konflik. Hal ini terkesan kurang sesuai dengan genre romantis yang menjadi kekuatan utama novel tersebut. Akibatnya, nuansa hangat dan detail perasaan tokoh yang begitu hidup di dalam novel justru memudar di layar lebar.

Membaca novel tidak hanya sebagai media hiburan saja. Bagi generasi muda membaca novel dapat menjadi kesempatan melatih imajinasi, memperkaya kosakata, dan melatih empati. Setiap halaman membawa kita ke tempat baru, dunia baru yang membuat kita lebih peka terhadap perasaan yang dekat dengan kehidupan nyata.

Jadi, meskipun film adaptasi tetap menarik ditonton, membaca novel selalu menawarkan pengalaman yang lebih seru dan mendalam. Lain kali ketika ada film baru dari sebuah novel populer, coba deh baca bukunya dulu. Siapa tahu kamu akan menemukan dunia yang jauh lebih luas daripada yang bisa ditampilkan di layar lebar. Untuk kita para siswa, membaca bukan sekadar hiburan, tetapi juga latihan berpikir, berimajinasi, dan merasakan—hal-hal yang tidak pernah kita dapatkan hanya dengan menonton.

Selasa, 14 Oktober 2025

Jatuh cinta pada bulan

Jatuh cinta pada bulan

Sorot Jendela


Aku jatuh cinta

pada sosok mu yang tampak menawan 

bukan paras mu yang indah

bukan juga senyum mu yang memukau


tapi sosok mu 

yang selalu menyinari malam

tak peduli betapa gelap dan sunyi nya malam

itu lah yang membuatku jatuh cinta


walaupun aku tau

sosok mu akan menghilangkan

saat fajar menyingsing

dan tergantikan oleh matahari 


memang cahaya matahari

lebih terang dari cahayamu

tapi cahaya matahari

tak selembut cahayamu di malam hari


aku akan tetap mencintaimu

walaupun aku tau kau takkan bisa ku gapai

tetapi aku kan tetap cinta padamu 

kau mungkin abadi

sebagai ciptaan tuhan kesukaanku


Oleh: Dimas (Siswa kelas XII)

Sabtu, 27 September 2025

"Slay Abis"! Aminah Sabet Juara I Pidato di Singaraja dan Bali!

"Slay Abis"! Aminah Sabet Juara I Pidato di Singaraja dan Bali!

Sorot Jendela


🥇 JUARA 1 NO CAP! Aminah  Lomba Pidato Tingkat Kabupaten di Singaraja & Provinsi di Bali!

SINGARAJA-BALI— Ada kabar sat set yang bikin kita semua super proud! Aminah, siswi kece dari SMAS MUHAMMADIYAH 2 SINGARAJA, baru aja ngeslay banget di dunia perpidatoan Pulau Dewata. Gimana enggak? Setelah juara 1 di tingkat Kabupaten (Singaraja), dia kembali borong Juara 1 di Tingkat Provinsi (Bali)! Yes, you read that right!

Wait, yang lebih gokil lagi: ini pertama kalinya Aminah ikutan lomba pidato individu! Dari yang awalnya cuma coba-coba, sekarang dia udah gas pol ke tingkat Nasional! 🔥

🧠 Mindset Juara: Experience Is The New Rich

Saat diwawancarai, Aminah spill perasaannya. Dia bilang, semua ini literally nambah pengalaman banget.

"Awalnya nervous karena ini first time aku lomba pidato individu. tapi aku inget kalo ini bukan soal pemenang tapi soal kita yang menampilkan yang terbaik dari diri kita.. , and WOW I DID IT 🧏🏻‍♀, Alhamdulillah lolos sampai ke tingkat nasional" kata Aminah dengan keharuannya.

Dia juga ngasih advice buat bestie-bestie di luar sana:

"Pokoknya, jangan ragu nerima tawaran lomba atau challenge apapun! Karena, kalo udah rezeki, emang enggak ke mana-mana, kan? Kalo udah mindset-nya gini, serius deh, semuanya jadi ngalir aja kek air. Enggak perlu overthinking!"

Tips & Trik: Support System On Top!

Selain skill pidato yang enggak kaleng-kaleng, Aminah juga flexing support system terbaiknya.

"Aku enggak henti-henti dan selalu minta do'a ke orang tua sama temen-temen ku juga."

Sekarang, Aminah lagi fokus buat persiapan Lomba Pidato Tingkat Nasional. Good luck buat Aminah! Semoga bisa Slay lagi dan bawa pulang piala! We're rooting for you! 🥳 Wow! 🤩 


Penulis: Zubaidah Nacia (Siswi Kelas XI IPS)

Pengimbasan Pembelajaran Mendalam Tingkatkan Kompetensi Guru

Pengimbasan Pembelajaran Mendalam Tingkatkan Kompetensi Guru

Sorot Jendela

 

  Sabtu, (27/9) sejumlah guru di Perguruan Muhammadiyah Singaraja berpartisipasi pada kegiatan Pengimbasan Pembelajaran Mendalam yang diadakan SMA Muhammadiyah 2 Singaraja. Kegiatan ini diadakan sebagai upaya meningkatkan pemahaman dan keterampilan guru dalam menerapkan strategi pembelajaran yang berpusat pada siswa, sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna.

    Acara dibuka dengan sambutan Kepala SMA Muhammadiyah 2 Singaraja dan dilanjutkan sambutan dan dibukanya kegiatan oleh Ketua Dikdasmen Muhammadiyah Buleleng. Kegiatan ini diisi oleh tiga narasumber yang merupakan guru dari SMA Muhammadiyah 2 Singaraja, yakni Ibu Bunga Mustika(Humaniora), Ibu Latifah(Guru IPS), dan Ibu Siti Khadijah(Guru IPA), yang berbagi pengalaman dan praktik pembelajaran mendalam. Para peserta mengikuti kegiatan dengan penuh antusias, baik saat pemaparan materi maupun saat diskusi.




    Dengan adanya kegiatan ini diharapkan para guru semakin terampil menerapkan pendekatan pembelajaran mendalam. Pengimbasan ini juga menjadi langkah nyata Perguruan Muhammadiyah Singaraja dalam mewujudkan Pendidikan yang lebih inovatif dan bermakna.

Kamis, 25 September 2025

Perjalanan dalam Sunyi

Perjalanan dalam Sunyi

Sorot Jendela


 Mencari sesuatu dengan cara berjalan

Tanpa tahu arah dan tujuan

Bagaikan manusia tidak berpedoman


Siapa yang mengerti tentang suatu kehidupan?

Jika bukan diri sendiri yang menjalaninya

Bagaikan ruangan kosong yang terlihat kegelapanya

Ketika ilmu yang tidak ada pada dirinya


Bak  langit yang hanya terlihat kegelapanya

Saat tak ada cahaya bulan yang memancarkannya

Bagaikan seseorang yang mempunyai keinginan

Tetapi hanya impian


Kehidupan tanpa ilmu

Seperti cahaya redup dan semu

Bagunan gelap tidak berlampu

Seperti harapan yang telah berlalu



Karya: Birra Ikrima

Selasa, 24 Juni 2025

11 Siswa SMA Muhammadiyah 2 Singaraja Siap Berlaga di OSN Kabupaten!

11 Siswa SMA Muhammadiyah 2 Singaraja Siap Berlaga di OSN Kabupaten!

Ahmad Ferdian


Singaraja, 25 Juni 2025 – Sebanyak 11 siswa-siswi terbaik dari SMA Muhammadiyah 2 Singaraja mengikuti kegiatan Olimpiade Sains Nasional (OSN) Tingkat Kabupaten Tahun 2025 yang diselenggarakan oleh Pusat Prestasi Nasional, Kementrian Pendidikan Dasar dan Menengah pada tanggal 24 dan 25 Juni 2025.

Kegiatan OSN tahun ini dibagi dalam dua hari pelaksanaan. Pada tanggal 24 Juni 2025, 8 perwakitan peserta mengikuti seleksi untuk bidang lomba Matematika, Geografi, dan Biologi. Sementara itu, pada tanggal 25 Juni 2025, 3 perwakilan peserta mengikuti lomba bidang Ekonomi dan Kimia.

Kompetisi ini bertujuan untuk menjaring siswa-siswi berprestasi di tingkat kabupaten yang nantinya akan mewakili daerah dalam ajang OSN tingkat provinsi. Para peserta dari SMAMuhammadiyah 2 Singaraja telah mempersiapkan diri dengan baik melalui bimbingan intensif dan try-out sejak beberapa bulan sebelumnya.

Kepala sekolah SMAMuhammadiyah 2 Singaraja menyampaikan apresiasi dan dukungan penuh kepada seluruh peserta, Kami bangga dengan semangat dan perjuangan anak-anak kami. OSN bukan hanya ajang kompetisi, tetapi juga wadah untuk mengembangkan potensi akademik dan karakter siswa. Semoga hasil terbaik dapat diraih oleh para siswa, dan mereka mampu melanjutkan perjuangan ke tingkat provinsi dan nasional.