Rabu, 22 Oktober 2025

SAPA (Sarapan Pagi Soal Sosiologi): Cara Nikmat Memahami Fenomena Sosial

Pendahuluan

            Pernahkah kalian bertanya-tanya mengapa terjadi kemacetan parah ketika musim mudik?, atau mengapa di era digital saat ini masih banyak berita yang belum pasti kebenarannya atau disebut berita HOAX yang berdampak pada kepercayaan masyarakat?. Fenomena-fenomna musiman yang terjadi setiap hari ini merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan bermasyarakat. Fenomena seperti tadi disebut sebagai fenomena sosial. Fenomena sosial disebut sebagai perubahan nilai dan norma dalam masyarakat yang terjadi secara terus-menerus (Aisy dkk., 2025), sehingga hadirnya fenomena sosial ini dapat memengaruhi dan juga dipengaruhi oleh kondisi kehidupan sosial masyarakat.

            Memahami fenomena sosial yang terjadi dalam masyarakat sering kali menjadi sesuatu yang rumit, padahal dalam proses memahami fenomena sosial kita perlu melihat lebih dalam keadaan yang terjadi sebenernya dan dianalisis dengan berbagai sudut pandang yang berbeda. Salah satu ilmu pengetahuan yang akrab membahas tentang fenomena sosial dan berkaitan dengan melihat kenyataan sosial di lapangan secara sistematis adalah ilmu Sosiologi. Fenomena sosial akan dirancang secara sederhana melalui media pembelajaran SAPA (Sarapan Pagi Soal Fenomena Sosial), media ini akan menunjukkan cara nikmat dan menyenangkan untuk memahami fenomena sosial yang kompleks dan mengubah kebingungan menjadi pengetahuan.

Pembahasan

            Fenomena sosial merupakan suatu kejadian yang muncul karena adanya hubungan antarmanusia dan perubahan yang terjadi dalam lingkungan masyarakat. Contoh fenomena sosial yang didapatkan di lingkungan sekolah, masyarakat, maupun media sosial diantaranya yaitu fenomena meningkatnya aksi perundungan (bullying) di sekolah, fenomena pernikahan dua kebudayaan yang berbeda di Indonesia, fenomena kemacetan di jalan raya yang menyebabkan konflik, dan fenomena trend tiktok di media sosial. Terdapat banyak hal yang saling berkaitan dengan fenomena yang terjadi tersebut, setiap kerjadian atau fenomena tidak akan berdiri sendiri, pasti selalu ada keterkaitannya dengan perubahan dan perkembangan yang terjadi.

            Cara paling nikmat untuk memahami fenomena sosial adalah dengan melatih diri untuk mulai berpikir secara luas. Bagaikan ketika kita sedang sarapan dipagi hari, kita tidak hanya menelan makanan, tetapi juga akan mencerna makanan yang kita makan diibaratkan seperti isinya. Media SAPA diterapkan dengan memberikan fenomena sosial sebagai soal yang kemudian dianalisis untuk menentukan nama fenomena tersebut, dampak fenomena, dan solusi fenomena dalam bentuk menjodohkan soal dengan jawaban yang sudah disiapkan. Ada beberapa tips yang dapat diterapkan ketika ingin memahami fenomena sosial secara menyeluruh melalui cara pandang SAPA: teknik ketahui 3 MBA yakni:

1.   Mengapa fenomena tersebut terjadi?, sertakan alasan yang mendukung.

2.   Bagaimana kondisi lingkungan disekitarnya?, apa penyebab dari fenomena tersebut.

3.  Apa yang salah dengan lingkungan atau sistemnya secara keseluruhan?, ungkapkan permasalahan yang terjadi sesuai kenyataan kondisi yang ada.

            Kebiasaan SAPA atau Sarapan Pagi sebagai media pembelajaran, dengan pemikiran yang peka terhadap fenomena sosial, akan menjadikan wawasan kita menjadi lebih luas. Media pembelajaran yang interaktif memerlukan proses yang sistematis dan terencana dengan baik untuk mencapai tujuan pembelajaran yang efektif, sehingga media yang dirancang hendaknya memiliki tujuan yang lebih spesifik ( Mahendra dkk., 2025). Penerapan media SAPA dalam pembelajaran Sosiologi untuk memahami secara sederhana tentang berbagai fenomena sosial di masyarakat dapat dipahami dengan 3 kunci memahami dengan nikmat yaitu: (1) Menghubungkan diri dengan lingkungan luas, dalam konsep ini jangan hanya melihat masalah sebagai sesuatu yang harus dihindari, tetapi hubungkan juga dengan pengalaman pribadi yang sesuai dengan kejadian di lapangan. Dalam hal ini diperlukan kepekaan sosial untuk mampu merasakan, memahami, dan merespons kondisi di sekitar secara objektif (Wahyu dkk., 2025). Selanjutnya (2) Memahami penyebab fenomena bukan langsung menghakimi, dalam konsep ini pandangan terhadap suatu fenomena tidak berdasarkan baik atau buruknya suatu fenomena, tetapi kenyataan yang terjadi sebenarnya dalam fenomena tersebut, dan (3) Mengubah pengetahuan menjadi tindakan nyata, dalam hal ini setelah media SAPA diterapkan peserta didik diharapkan dapat menganalisis solusi untuk menghadapi berbagai fenomena sosial yang mengarah pada kondisi yang negatif.

Penutup

            Melalui pemahaman fenomena sosial dengan membiasakan menganalisis dengan media Sarapan Pagi akan melatih pemikiran peserta didik untuk selalu bertanya “mengapa dan bagaimana” terhadap segala sesuatu yang dilihat dan didengar. Dengan hadirnya media ini yang diterapakan sebelum memulai pembelajaran tepatnya dipagi hari, akan mengubah pola pikir mereka tentang cara menghadapi fenomena sosial yang terjadi tanpa bergosip dengan menggunakan istilah “katanya ataupun kayaknya”. Media ini membantu membuka menanggapi berbagai fenomena dengan lebih sadar dan peka terhadap lingkungan di sekitar mereka.

Kesimpulan

            Fenomena sosial sebenarnya memerlukan cara pandang yang membutuhkan kesadaran secara menyeluruh, fenomena sosial menjadi kondisi utama dalam mengenal bagaimana keadaan lingkungan sekitar kita. Oleh karena itu penyusunan media SAPA dalam proses pembelajaran Sosiologi dapat menjadi cara nikmat dan menyenangkan untuk memahami berbagai fenomena sosial yang kompleks berupa kejadian di masyarakat tanpa perlu merasa kebingungan untuk menghadapinya. Media SAPA Mengajak peserta didik untuk berkontribusi secara positif dalam menghadapi kondisi sosial yang terjadi di lingkungan sekitar mereka.

Penulis: Ni Wayan Karunia Wedani

Mahasiiswa Asistensi Mengajar Universitas Pendidikan Ganesha

Daftar Pustaka

Aisy, M. R., Fadia, M. F., Salsabila, M., & Putra, P. (2025). Perubahan Nilai dan Norma Pada Masyarakat: Studi Sosial di Era Globalisasi. Jurnal Cakrawala Akademika1(6), 2219-2202.

Mahendra, I. G. B., Rapar, J. J., & Kilis, B. M. (2025). MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ICT: INOVASI, IMPLEMENTASI, DAN TANTANGAN DALAM PENDIDIKAN MODERN. Penerbit Tahta Media.

Wahyu Nugroho, E., Harmi, H., & Apriani, E. (2025). Pengembangan Kecerdasan Interpersonal Mahasiswa Prodi PAI dalam Mata Kuliah Psikologi Pendidikan di IAIN Curup (Doctoral dissertation, Institut Agama Islam Negeri Curup).

Ahmad Ferdian

Author & Editor

0 comments:

Posting Komentar