Pendahuluan
Pernahkah
kalian bertanya-tanya mengapa terjadi kemacetan parah ketika musim mudik?, atau
mengapa di era digital saat ini masih banyak berita yang belum pasti
kebenarannya atau disebut berita HOAX yang berdampak pada kepercayaan
masyarakat?. Fenomena-fenomna musiman yang terjadi setiap hari ini merupakan
bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan bermasyarakat. Fenomena
seperti tadi disebut sebagai fenomena sosial. Fenomena sosial disebut sebagai perubahan
nilai dan norma dalam masyarakat yang terjadi secara terus-menerus (Aisy dkk.,
2025), sehingga hadirnya fenomena sosial ini dapat memengaruhi dan juga
dipengaruhi oleh kondisi kehidupan sosial masyarakat.
Memahami
fenomena sosial yang terjadi dalam masyarakat sering kali menjadi sesuatu yang
rumit, padahal dalam proses memahami fenomena sosial kita perlu melihat lebih
dalam keadaan yang terjadi sebenernya dan dianalisis dengan berbagai sudut
pandang yang berbeda. Salah satu ilmu pengetahuan yang akrab membahas tentang
fenomena sosial dan berkaitan dengan melihat kenyataan sosial di lapangan
secara sistematis adalah ilmu Sosiologi. Fenomena sosial akan dirancang secara
sederhana melalui media pembelajaran SAPA (Sarapan Pagi Soal Fenomena Sosial),
media ini akan menunjukkan cara nikmat dan menyenangkan untuk memahami fenomena
sosial yang kompleks dan mengubah kebingungan menjadi pengetahuan.
Pembahasan
Fenomena
sosial merupakan suatu kejadian yang muncul karena adanya hubungan antarmanusia
dan perubahan yang terjadi dalam lingkungan masyarakat. Contoh fenomena sosial
yang didapatkan di lingkungan sekolah, masyarakat, maupun media sosial
diantaranya yaitu fenomena meningkatnya aksi perundungan (bullying) di
sekolah, fenomena pernikahan dua kebudayaan yang berbeda di Indonesia, fenomena
kemacetan di jalan raya yang menyebabkan konflik, dan fenomena trend tiktok di
media sosial. Terdapat banyak hal yang saling berkaitan dengan fenomena yang
terjadi tersebut, setiap kerjadian atau fenomena tidak akan berdiri sendiri,
pasti selalu ada keterkaitannya dengan perubahan dan perkembangan yang terjadi.
Cara
paling nikmat untuk memahami fenomena sosial adalah dengan melatih diri untuk
mulai berpikir secara luas. Bagaikan ketika kita sedang sarapan dipagi hari,
kita tidak hanya menelan makanan, tetapi juga akan mencerna makanan yang kita
makan diibaratkan seperti isinya. Media SAPA diterapkan dengan memberikan
fenomena sosial sebagai soal yang kemudian dianalisis untuk menentukan nama
fenomena tersebut, dampak fenomena, dan solusi fenomena dalam bentuk
menjodohkan soal dengan jawaban yang sudah disiapkan. Ada beberapa tips yang
dapat diterapkan ketika ingin memahami fenomena sosial secara menyeluruh melalui
cara pandang SAPA: teknik ketahui 3 MBA yakni:
1. Mengapa fenomena tersebut terjadi?, sertakan alasan yang mendukung.
2. Bagaimana kondisi lingkungan disekitarnya?, apa penyebab dari fenomena tersebut.
3. Apa yang salah dengan lingkungan atau sistemnya secara keseluruhan?, ungkapkan permasalahan yang terjadi sesuai kenyataan kondisi yang ada.
Kebiasaan SAPA atau Sarapan Pagi sebagai media pembelajaran, dengan pemikiran yang peka terhadap fenomena sosial, akan menjadikan wawasan kita menjadi lebih luas. Media pembelajaran yang interaktif memerlukan proses yang sistematis dan terencana dengan baik untuk mencapai tujuan pembelajaran yang efektif, sehingga media yang dirancang hendaknya memiliki tujuan yang lebih spesifik ( Mahendra dkk., 2025). Penerapan media SAPA dalam pembelajaran Sosiologi untuk memahami secara sederhana tentang berbagai fenomena sosial di masyarakat dapat dipahami dengan 3 kunci memahami dengan nikmat yaitu: (1) Menghubungkan diri dengan lingkungan luas, dalam konsep ini jangan hanya melihat masalah sebagai sesuatu yang harus dihindari, tetapi hubungkan juga dengan pengalaman pribadi yang sesuai dengan kejadian di lapangan. Dalam hal ini diperlukan kepekaan sosial untuk mampu merasakan, memahami, dan merespons kondisi di sekitar secara objektif (Wahyu dkk., 2025). Selanjutnya (2) Memahami penyebab fenomena bukan langsung menghakimi, dalam konsep ini pandangan terhadap suatu fenomena tidak berdasarkan baik atau buruknya suatu fenomena, tetapi kenyataan yang terjadi sebenarnya dalam fenomena tersebut, dan (3) Mengubah pengetahuan menjadi tindakan nyata, dalam hal ini setelah media SAPA diterapkan peserta didik diharapkan dapat menganalisis solusi untuk menghadapi berbagai fenomena sosial yang mengarah pada kondisi yang negatif.
Penutup
Melalui
pemahaman fenomena sosial dengan membiasakan menganalisis dengan media Sarapan
Pagi akan melatih pemikiran peserta didik untuk selalu bertanya “mengapa dan
bagaimana” terhadap segala sesuatu yang dilihat dan didengar. Dengan hadirnya
media ini yang diterapakan sebelum memulai pembelajaran tepatnya dipagi hari, akan
mengubah pola pikir mereka tentang cara menghadapi fenomena sosial yang terjadi
tanpa bergosip dengan menggunakan istilah “katanya ataupun kayaknya”. Media ini
membantu membuka menanggapi berbagai fenomena dengan lebih sadar dan peka
terhadap lingkungan di sekitar mereka.
Kesimpulan
Fenomena
sosial sebenarnya memerlukan cara pandang yang membutuhkan kesadaran secara
menyeluruh, fenomena sosial menjadi kondisi utama dalam mengenal bagaimana
keadaan lingkungan sekitar kita. Oleh karena itu penyusunan media SAPA dalam
proses pembelajaran Sosiologi dapat menjadi cara nikmat dan menyenangkan untuk
memahami berbagai fenomena sosial yang kompleks berupa kejadian di masyarakat
tanpa perlu merasa kebingungan untuk menghadapinya. Media SAPA Mengajak peserta
didik untuk berkontribusi secara positif dalam menghadapi kondisi sosial yang
terjadi di lingkungan sekitar mereka.
Mahasiiswa Asistensi Mengajar Universitas Pendidikan Ganesha
Daftar Pustaka
Aisy, M. R., Fadia, M. F., Salsabila, M., &
Putra, P. (2025). Perubahan Nilai dan Norma Pada Masyarakat: Studi Sosial di
Era Globalisasi. Jurnal Cakrawala Akademika, 1(6),
2219-2202.
Mahendra, I. G. B., Rapar, J. J., & Kilis,
B. M. (2025). MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ICT: INOVASI, IMPLEMENTASI, DAN
TANTANGAN DALAM PENDIDIKAN MODERN. Penerbit Tahta Media.
Wahyu Nugroho, E., Harmi, H., & Apriani, E.
(2025). Pengembangan Kecerdasan Interpersonal Mahasiswa Prodi PAI dalam
Mata Kuliah Psikologi Pendidikan di IAIN Curup (Doctoral dissertation,
Institut Agama Islam Negeri Curup).
0 comments:
Posting Komentar