Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMA Muhammadiyah 2 Singaraja Tahun Ajaran 2025/2026

Penampilan Tari Saman Dalam Milad Muhammadiyah ke-112

Pendidik dan Tenaga Kependidikan SMA Muhammadiyah 2 SIngaraja

Wisuda Tahun Pelajaran 2023/2024

EKSTRA WAJIB TAPAK SUCI PUTRA MUHAMMADIYAH

EKSTRA WAJIB TAPAK SUCI PUTRA MUHAMMADIYAH

PODCAST SMA MUHAMMADIYAH 2 SINGARAJA

PODCAST SMA MUHAMMADIYAH 2 SINGARAJA

Latest Posts

Selasa, 25 November 2025

Pengalamanku yang Mengasikan Mengajar di Kelas X

Pengalamanku yang Mengasikan Mengajar di Kelas X

Ahmad Ferdian

 


Sebagai calon guru, mengajar merupakan suatu hal penting yang perlu dikuasai guru saat kegiatan berlangsung. Mengajar bukan sekadar proses mentransfer ilmu saja melainkan juga menuntut guru untuk menguasai berbagai teknik pembelajaran. Hal ini diperlukan agar guru mampu menyesuaikan strategi mengajar sesuai dengan beragam tipe belajar dan potensi siswa yang berbeda (Asrivi, dkk. 2024).

Salah satu pengalaman yang sangat berkesan bagi saya adalah saat mengajar kelas X di SMAS Muhammadiyah 2 Singaraja sebagai mahasiswa asistensi mengajar. Setiap pertemuan memberikan saya kesempatan untuk belajar hal-hal baru, baik mengenai dunia pendidikan maupun tentang cara berinteraksi dengan peserta didik secara efektif. Pengalaman tersebut semakin menguatkan motivasi saya untuk mengajar dan mendorong saya untuk memberikan pembelajaran yang bermakna bagi siswa.

Pada awal pertemuan, memang saya merasa gugup saat harus berdiri di depan kelas untuk pertama kalinya. Meskipun sudah menyiapkan materi dengan baik, tetapi tetap saja ada rasa canggung ketika berhadapan langsung dengan siswa-siswa yang memiliki karakter dan latar belakang berbeda. Namun, setelah beberapa minggu saya mulai menyesuaikan diri dan berusaha membangun komunikasi yang positif. Saya menyadari bahwa kunci utama dalam mengajar bukan hanya penguasaan materi tetapi juga kemampuan menjalin kedekatan dengan siswa agar mereka merasa nyaman dalam proses pembelajaran.

Materi yang saya ajarkan pada saat itu adalah penelitian sosial dalam mata pelajaran Sosiologi. Saya menggunakan berbagai metode dalam pembelajaran seperti diskusi kelas, pemberian contoh-contoh kasus yang relevan dengan kehidupan sehari-hari, kuis, serta lembar kerja individu maupun kelompok. Aktivitas ini ternyata membuat suasana belajar menjadi lebih hidup dan menyenangkan. Melalui proses pembelajaran tersebut, saya belajar bahwa siswa akan lebih mudah memahami materi jika guru mampu mengaitkan pelajaran dengan konteks kehidupan mereka. Ketika membahas penelitian sosial, saya mencoba memberikan contoh yang dekat dengan lingkungan sekitar siswa, seperti penelitian tentang perilaku remaja di media sosial atau interaksi sosial di sekolah. Hal ini membuat siswa menjadi lebih antusias dan aktif dalam berdiskusi karena mereka merasa topik yang dibahas relevan dengan pengalaman mereka sendiri.

Untuk pembelajaran lebih lanjut, saya bersama rekan asistensi mengajar dari Program Studi Pendidikan Sosiologi juga membentuk kelompok belajar yang dibimbing secara intensif dalam penyusunan proyek makalah penelitian. Dalam proses bimbingan tersebut, kami berperan aktif membantu siswa mulai dari menentukan topik penelitian, merumuskan masalah, hingga mengumpulkan data dan menyusun makalah. Setiap siswa menunjukkan antusiasme yang tinggi, terutama ketika mereka meneliti hal-hal yang dekat dengan kehidupan mereka sendiri. Saya senang melihat bagaimana rasa ingin tahu siswa berkembang ketika mereka menemukan fakta-fakta baru dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan.

Selain itu, saya juga belajar tentang pentingnya manajemen kelas. Manajemen ini berperan dalam menciptakan suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan. Saya mulai memahami bahwa setiap siswa memiliki cara berbeda dalam merespons pembelajaran. Ada siswa yang aktif bertanya, dan ada pula yang lebih memilih mendengarkan namun tetap mampu memahami materi dengan baik.

Ketika menghadapi beberapa siswa yang kurang fokus, saya mencoba menerapkan pendekatan yang lebih humanis, seperti menegur dengan halus, memberikan motivasi, dan mengajak mereka terlibat dalam aktivitas kelompok. Pendekatan tersebut terbukti lebih efektif dibandingkan memberikan teguran keras. Dari pengalaman itu, saya menyadari bahwa sebagai seorang guru, kemampuan memahami kondisi emosional dan kebutuhan siswa merupakan bagian penting dalam keberhasilan proses pembelajaran.

Dengan demikian, pengalaman mengajar di kelas X SMAS Muhammadiyah 2 Singaraja telah memberikan saya bekal yang sangat berharga dalam perjalanan menjadi calon guru profesional. Saya belajar bahwa proses belajar-mengajar adalah aktivitas yang dinamis, di mana guru dan siswa saling berinteraksi dan berkembang bersama. Pengalaman ini tidak hanya memperkuat kemampuan pedagogik saya sebagai Asistenssi Mengajar, tetapi juga menumbuhkan rasa percaya diri serta semangat untuk terus belajar dan berinovasi dalam dunia pendidikan.

Penulis: Kadek Widiantini

Mahasiswa Asistensi Mengajar Universitas Pendidikan Ganesha

Refrensi:

Asrivi, Q. E. S., Ulum, M. M., Umami, A. R., & Riani, H. S. (2024). Urgensi Microteaching Terhadap Keterampilan Menjelaskan dalam Meningkatkan Kompetensi Profesional Calon Guru MI/SD. Al-Madrasah: Jurnal Ilmiah Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah8(3), 947-960.

 


Dari kelas ke Lapangan – Kisah Mahasiswa Asistensi Mengajar di SMAS Muhammadiyah 2 Singaraja

Dari kelas ke Lapangan – Kisah Mahasiswa Asistensi Mengajar di SMAS Muhammadiyah 2 Singaraja

Ahmad Ferdian

 

(Dokumentasi pribadi: dari kelas ke lapangan)

Perjalanan ini bermula dari bangku kuliah, tepatnya dari mata kuliah MicroTeaching yang menjadi batu pijakan sebelum saya benar – benar terjun ke dunia sekolah. Dari mata kuliah MicroTeaching mengajarkan lebih dari sekadar teknik berdiri di depan kelas, di sanalah saya belajar menyusun skenario pembelajaran, mengelola ritme belajar siswa, dan merancang evaluasi dan lain sebagainya. MicroTeaching adalah pelatihan awal yangmembekali mahasiswa dengankompetensi dan keterampilan dasarmengajar melalui simulasi dalam skala kecil (Ananda, 2025). Pengalaman praktis yang diperoleh dari MicroTeaching diharapkan dapat menjembatani kesenjangan antara teori dan praktik, sehingga mahasiswa lebih percaya diri dan terampil saat terjun langsung ke lapangan melalui program PLP (Ananda, 2025). pdiengalaman itu membuat saya percaya diri namun kenyataan di lapangan kemudian mengajarkan bahwa percaya diri saja belum cukup.

Babak Baru di Kelas XI


(Pembelajaran di kelas XI)

        Masuk ke kelas XI SMAS Muhammadiyah 2 Singaraja adalah babak baru. Di kelas, teori harus diubah menjadi bahasa yang mudah dipahami siswa. Kelas XI menurut saya kelas yang aktif dan drama – drama kecil yang mereka buat membuat saya lebih tertantang dan menjadi lebih antusias mengajar mereka. Ketika membahas konsep permasalahan sosial akibat pengelompokan sosial, saya memulai dengan pertanyaan  “Masalah artis dimedia sosial, apakah masuk kedalam permasalahan sosial”. Dari pertanyaan ini diskusi dimulai siswa langsung menjawab ada yang menyatakan “iya” ada yang “tidak”. Disinilah letak kita untuk menanyakan alasan merepa menjawab “iya” dan “tidak”. Setelah siswa menjelaskan alasannya saya memberikan penjelasan ulang mengenai jawabannya. Praktik mengajar sehari-hari mengajarkan saya perlunya fleksibilitas dan pentingnya memberi ruang bagi suara siswa. Suatu kali saat saya mempersiapkan permainan edukatif untuk menjelaskan konsep permasalah sosial dan konflik sosial, membuat modul pembelajaran dan juga s    oal ujian bersama tim teaching kelas XI Sosiologi. 

Pendampingan Akademik

(Pendampingan Penelitian Sosial)

     Selain mengajar, saya juga membimbing beberapa proyek akademik siswa kelas X termasuk pendampingan penulisan makalah penelitian sosial. Saya mengajarkan cara menyusun rumusan masalah, mencari penelitian terdahulu di google scholar, memilih metode pengumpulan data yang sederhana tapi valid (misalnya, observasi dan wawancara singkat), hingga tutorial membuat dokumen Word melalui ponsel bagi mereka yang belum familiar. Saya masih ingat momen saat dua kelompok berhasil menyelesaikan bab 1 mereka tidak lupa mengucapkan “terima kasih, Bu” dari salah satu dari mereka terasa sangat menghangatkan bukan karena saya membantu membuat tugas, tetapi karena saya membantu mereka merasakan proses penelitian itu sendiri. 

Tantangan dan Pembelajaran di Lapangan

Mengajar di lapangan ternyata sangat berbeda dengan simulasi MicroTeaching. Di ruangan simulasi, suasana masih dapat dikendalikan dan skenarionya terprediksi. Namun, ketika berada di depan siswa yang sebenarnya, segala sesuatu menjadi jauh lebih dinamis.

Pengalaman pertama mengajar Sosiologi di kelas XI menjadi babak yang sangat berharga. Saya belajar bagaimana membuat materi pembelajaran lebih dekat dengan kehidupan mereka, bagaimana mengatur kelas yang penuh energi, serta bagaimana menyesuaikan strategi mengajar sesuai kebutuhan peserta didik, seperti halnya kelas XI yang lebih aktif jika dalam pembelajaran terdapat games edukatif.

Selain kegiatan mengajar dan PMR, saya juga terlibat dalam persiapan Olimpiade Sosiologi, bimbingan TKA Sosiologi untuk kelas XII, pelatihan public speaking, hingga proyek pembuatan video konflik sosial untuk kelas XI. Setiap kegiatan menuntut gaya bimbingan yang berbeda dan memperluas cara saya memahami peran pendidik tidak hanya sebagai pengajar, tetapi juga sebagai mentor, fasilitator, dan pendamping proses tumbuhnya siswa.

Penutup

Walaupun belum menjadi guru sepenuhnya, namun pengalaman ini menjadi ukiran yang menghangatkan hati saya karena setiap senyum, tanya, dan cerita siswa meninggalkan jejak pembelajaran yang tak bisa dibeli dari bangku kuliah.

Menutup kesan pesan ini, saya kembali teringat bahwa perjalanan dari Micro Teaching hingga asistensi mengajar bukanlah garis lurus menuju kesempurnaan. Ia adalah proses berulang yang menuntut kesabaran dan keinginan untuk terus belajar dari buku, guru, dosen, rekan – rekan Asistensi Mengajar dan terutama dari siswa sendiri. Pengalaman di SMAS Muhammadiyah 2 Singaraja menguatkan keyakinan saya bahwa menjadi guru berarti menjadi pembelajar seumur hidup. Seperti ungkapan yang mengebutkan bahwa belajar dan pembelajaran merupakan “lifelong education” yang berarti pendidikan seumur hidup hal ini berlaku pula untuk seorang guru dan dosen sebagai agen perubahan dalam dunia pendidikan. (Apriliyanti,2025) Dan itulah makna paling berharga yang saya bawa pulang bukan hanya soal mengajar, melainkan tumbuh bersama mereka dari kelas ke lapangan.

Penulis: Wika Yosepha

Mahasiswa Asistensi Mengajar Universitas Pendidikan Ganesha

Daftar Pustaka

Ananda, A. D. T., & Sari, F. A. (2025). Pengaruh Efikasi diri dan Mata Kuliah Micro teaching terhadap Persiapan mengikuti Program Pengenalan lapangan Persekolahan (PLP) pada Mahasiswa PIPS FKIP Universitas Riau. Pendas: Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar10(03), 735-744.

Apriliyanti, I, D. L. (2025). Guru dan Dosen sebagai Agen. Pendidikan berdaya untuk Indonesia Emas 2045 (Paragon projek 3), 125.


Senin, 24 November 2025

Jemari Jiwa Menari: Jejak Bakat Seni melalui Ekstrakurikuler Tari di SMAS Muhammadiyah 2 Singaraja

Jemari Jiwa Menari: Jejak Bakat Seni melalui Ekstrakurikuler Tari di SMAS Muhammadiyah 2 Singaraja

Sorot Jendela

 

                                                       
             

Tari bukan hanya sekadar gerakan, tetapi seni panggilan jiwa. Dalam setiap gerakannya selalu tersimpan makna yang disampaikan secara tersirat. Salah satu ruang istimewa bagi seseorang untuk mengekspresikan diri melalui seni tari adalah lingkungan Sekolah. Lingkungan Sekolah hendaknya tidak hanya menjadi ruang untuk memperoleh materi pembelajaran dan menyelesaikan berbagai tugas, tetapi lebih dari pada itu Sekolah menjadi panggung istimewa untuk menemukan dan mengasah bakat tersembunyi, salah satunya melalui gerak seni tari. Di SMAS Muhammadiyah 2 Singaraja, kegiatan ekstrakurikuler tari bukan hanya sekadar kegiatan tambahan sepulang sekolah, melainkan menjadi wadah yang dapat menunjukkan ekspresi melalui gerakan tubuh yang sarat makna. Ekstrakurikuler seni tari SMAS Muhammadiyah 2 Singaraja dikenal dengan sebutan “tari nusantara ranub meuh” yang memiliki simbol penghormatan kepada tamu.

Setiap jemari dan tubuh yang bergerak mengandung makna dan perasaan yang mendalam dalam setiap keselarasan gerak dan irama yang terdengar. Melalui gerakan tari peserta didik diajarkan untuk berani berekspresi. Setiap peserta didik yang mengikuti ekstrakurikuler seni tari tidak hanya menari untuk bersenang- senang, tetapi juga untuk menjaga warisan budaya melalui mempelajari berbagai gerak tari yang bernuansa tradisional hingga modern. Ekstrakurikuler seni tari berhasil menciptakan sebuah jejak nyata melalui pementasan dan penampilan di acara-acara Sekolah, seperti acara Bulan Bahasa, Milad Muhammadiyah, dan acara lainnya yang di dalam Sekolah hingga di luar Sekolah.



Peran utama ekstrakurikuler tari di SMAS Muhammadiyah 2 Singaraja yakni sebagai jejak yang mampu menumbuhkan bakat seni setiap peserta didik. Ekstrakurikuler tari dilatih oleh Ibu Nazila Al Khatib yang memiliki berbagai pengalaman dalam menari. Adapun proses mengasah potensi diri dalam menari dilakukan melalui beberapa tahap yakni pada tahap awal peserta ekstra diberikan materi gerak dasar tari terlebih dahulu, misalnya ketika ingin praktik menari saman, peserta didik perlu menguasai gerakan dasar yakni gerakan tari bungong jeumpa. Ekstrakurikuler seni tari tidak hanya berfokus pada tari saman saja, tetapi berbagai tari nusantara yang beragam. Peserta didik yang mengikuti ekstrakurikuler tari sudah berhasil menampilkan pementasan berupa penampilan tari saman dalam acara Milad Muhammadiyah di Gedung Kesenian, penampilan tari Melayu dalam acara Bulan Bahasa di Sekolah, dan penampilan tari saman dalam acara pernikahan. Pengalaman pementasan tersebut menunjukkan bahwa ekstrakurikuler seni tari SMAS Muhammadiyah 2 Singaraja sudah berhasil menunjukkan hasil pelatihan seni tari yang terlihat dari berbagai pengalaman pentas tari secara internal maupun eksternal dari lingkup Sekolah.

Adapun manfaat kehadiran ekstrakurikuler seni tari tidak hanya terbatas pada kemampuan menari saja, tetapi kehadirannya dapat meningkatkan rasa semangat, sikap percaya diri, dan rasa cinta peserta didik dengan kebudayaan lokal. Ekstrakurikuler seni tari ternyata juga membuat peserta didik saling mengenal satu sama lain dan berbaur menjalin tali silaturahmi meskipun pada awlanya mereka tidak saling mengenal. Peserta ekstra menganggap bahwa Menari menjadi hal yang menyenangkan, serta Ibu Nazila sebagai pelatih juga dapat mengalirkan minat dan bakatnya dalam menari melalui ekstrakurikuler tari yang sudah terbentuk di SMAS Muhammadiyah 2 Singaraja.

Penulis: Ni Wayan Karunia Wedani (Mahasiswa Universitas Pendidikan Ganesha)


Jumat, 21 November 2025

INFORMASI SUMATIF AKHIR SEMESTER GANJIL TA 2025-2026

INFORMASI SUMATIF AKHIR SEMESTER GANJIL TA 2025-2026

Ahmad Ferdian

 



ٱلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ ٱللَّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ

Berikut informasi pelaksanaan kegiatan Sumatif Akhir Semester (SAS) Genap ajaran 2024-2025 yang terdiri dari, Jadwal Mapel, Jadwal Pengawas, Ruang Denah Ujian. Kegiatan SAS dilaksanakan selama 5 hari (24-28 November 2025)

Jadwal dan Pengawas SAS

Denah Ruangan 

Demikian Informasi ini disampaikan, selamat belajar, semoga Sukses

TTD

Panitia SAS 25-26

Senin, 03 November 2025

Laporan Penggunaan Hibah Dana BOSP Reguler

Laporan Penggunaan Hibah Dana BOSP Reguler

Sorot Jendela

 

Pada Semester 1 Tahun 2025, SMAS Muhammadiyah 2 Buleleng menerima hibah Dana BOS Reguler sebesar Rp115.200.000,00. Dana tersebut dimanfaatkan untuk menunjang kegiatan operasional dan pengembangan sekolah sesuai dengan ketentuan Juknis BOS yang berlaku.

Dari total anggaran, realisasi penggunaan dana hingga akhir semester mencapai Rp57.601.199,00, sedangkan sisa dana sebesar Rp57.598.801,00 masih tersedia untuk kegiatan pada semester berikutnya.

Secara rinci, dana tersebut digunakan untuk:

  1. Belanja Operasional Sekolah sebesar Rp42.080.830,00, yang mencakup kebutuhan bahan dan alat pembelajaran, ATK, kegiatan ekstrakurikuler, serta pemeliharaan fasilitas sekolah.

  2. Belanja Modal Aset Tetap Lainnya sebesar Rp0,00, dengan sisa anggaran Rp3.415.000,00 yang direncanakan untuk realisasi pada periode selanjutnya.

  3. Belanja Modal Peralatan dan Mesin sebesar Rp5.975.000,00, digunakan untuk pengadaan peralatan pendukung kegiatan belajar mengajar.

Penggunaan dana dilakukan secara transparan, efisien, dan akuntabel berdasarkan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) yang telah disetujui. Laporan realisasi ini disusun sesuai dengan peraturan perundang-undangan serta dilengkapi dokumen pendukung yang sah.

Secara keseluruhan, pengelolaan hibah dana BOS Reguler Semester 1 Tahun 2025 telah berjalan dengan baik dan memberikan dampak positif terhadap keberlangsungan kegiatan belajar mengajar, peningkatan mutu layanan pendidikan, serta penguatan manajemen sekolah.

Sabtu, 01 November 2025

Bulan Bahasa 2025: Bijak Berbahasa Cerdas Berkarya

Bulan Bahasa 2025: Bijak Berbahasa Cerdas Berkarya

Sorot Jendela

Oktober, diperingati sebagai Bulan Bahasa Indonesia. Momen ini menjadi pengingat peristiwa Sumpah Pemuda, tepatnya pada 28 Oktober 1928 Bahasa Indonesia ditetapkan sebagai bahasa resmi yang digunakan untuk bermasyarakat. SMA Muhammadiyah 2 Singaraja menjadi salah satu sekolah yang rutin mengadakan kegiatan memperingati Bulan Bahasa. 

Pelaksanaan Bulan Bahasa berjalan selama dua hari pada tanggal 30 dan 31 Oktober 2025. Acara Bulan Bahasa diisi dengan lomba-lomba dan persembahan dari kolaborasi siswa-siswi SMA Muhammadiyah 2 Singaraja dan mahasiswa Asistensi Mengajar Univeritas Pendidikan Ganesha(Undiksha). 

Beragam lomba yang diadakan dalam kegiatan Bulan Bahasa antara lain membuat majalah dinding, membaca puisi, mendongeng, dan lomba cerdas cermat. Masing-masing kelas wajib mengirimkan perwakilan untuk berpartisipasi.

Selain perlombaan, acara juga dimeriahkan dengan pertunjukan tari melayu "Selayang Pandang" Oleh siswi ekstrakulikuler Tari Nusantara, dan Sosiodrama dengan judul "Peristiwa Penurunan Bendera Belanda di Pelabuhan Tua Buleleng" yang merupakan hasil kolaborasi siswa-siswi SMA Muhammadiyah 2 Singaraja dan Mahasiswa Asistensi Mengajar.

Dengan mengangkat tema "Bijak Berbahasa Cerdas Berkarya", kegiatan ini bertujuan menumbuhkan kecintaan siswa terhadap bahasa dan sastra Indonesia, sekaligus melatih kreativitas serta kerja sama antarwarga sekolah. Melalui Bulan Bahasa, pihak sekolah ingin menanamkan kebanggaan berbahasa Indonesia.

Acara berlangsung meriah dan penuh semangat. Siswa-siswi tampak antusias mengikuti setiap kegiatan yang telah disiapkan panitia. Diharapkan kegiatan Bulan Bahasa ini dapat menjadi agenda tahunan yang semakin mempererat hubungan antara siswa dan mahasiswa serta menumbuhkan semangat berbahasa Indonesia yang baik dan benar di kalangan generasi muda.

Informasi

  • BeritaInformasi atau laporan tentang hal yang sedang/telah terjadi di SMA Muhammadiyah 02 Singaraja
  • AgendaInformasi tentang kegiatan yang akan berlangsung di SMA Muhammadiyah 02 Singaraja dalam jangka pendek atau panjang.
  • PengumumanInformasi tentang pemberitahuan resmi dari pihak sekolah, baik untuk siswa, guru, maupun seluruh elemen sekolah.
  • ArtikelSeputar Karya tulis, gagasan atau fakta bersifat mendidik/menghibur tentang kegiatan yang ada di SMA Muhammadiyah 02 Singaraja.
  • VideoInformasi tentang kegiatan di SMA Muhammadiyah 02 Singaraja yang di dokumentasikan dalam bentuk Video.
  • GaleriKumpulan kegiatan di SMA Muhammadiyah 02 Singaraja yang di dokumentasikan dalam bentuk Gambar.